Jumat, 21 Desember 2012

POLA DIDIK YANG KELIRU YANG MENJADIKAN MANUSIA BERKUALITAS RENDAH

Setiap orang tua pasti meninginkan putra -putri yang dilahirkanya menjadi orang yang berguna bagi keluarga,agama,bangsa dan negara?....................masalahnya apakah doa setiap orang tua ini terkabul 100%............?
Saya tidak bisa menjawab pertanyaaan ini karena anda sendiri yang bisa menjawab apakah seluruh harapan2 yang anda sampaikan kepada Tuhan saat anak kita lahir sudah tewujud....
Sebenarnya Tuhan telah memberikan kepada kita atas apa yang kita minta sesuai dengan kerja keras kita atas sesuatu yang kita inginkan...........
jika harapan setiap orang tua menginginkan anaknya kelak menjadi orang berguna bagi keluarga ,agama,bangsa dan negara apakah sudah di imbangi dengan usaha orang tua dalam memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anaknya dalam mewujudkan keinginanya itu,pendidikan terbaik disini bukanlah sebuah sekolah dengan standar internasional , full fasilitas dan dosen lulusan luar negeri yang akan membentuk intelektual seorang anak,namun pendidikan psikologis dan pengembangan kepribadian yang benar yang akan membentuk jiwa seorang manusia yang bermartabat ,jujur, arif, adil,dapat dipercaya,ulet dan berjiwa sosial .
kalau kita amati dan kita bandingkan generasi sekarang dengan geerasi 65tahun sebelum kita maka sungguh 180 derajat berbeda...........betapa sungguh pemuda jaman itu gigih berjuang untuk meluangkan tenaga pikiran harta dan nyawa guna mendapatkan kemerdekaan bangsanya bangsanya, beda dengan manusia jaman sekarang yang malah mencari kesempatan2 untuk mengeruk keuntungan yang tak pantas dari kekayaan negara
Salah siapa hal ini terjadi...............ini adalah salah dari sisitem pola asuh dan pendidikan yang hanya mengejar intelektualitas tanpa menanamkan pembentukan kepribadian yang baik,padaahal yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam kehidupan baik bisnis,karir dsb 80% adalah sikap/attitude,sedangkan intelektual hanya 20%..............jika anda tidak percaya mari kita lihat tokoh2 dibawah ini sukses dengan mengedepankan kepribadian/attitude,




Albert einstein seorang ilmuwan besar yang  menemukan teori relativitas dimana hasil penemuannya membawa pengaruh yang sangat besar dalam teknologi, mengedepankan kepribadianya dengan tak pernah patah arang dalam mengejar impianya,meskipun banyak orang di dunia menyatakan bahwa dia adalah orang gila karena pemikiranya sering tidak masuk akal,namun einstein berhasil dengan keuletanya membuktikan bahwa sesuatu yang tak masuk akal akan menjadi nyata jika dikerjakan dengan sungguh2





Mahatma gandi tokoh dan pemimpin Negeri India ini adalah seorang yang berjiwa sosial sangat tinggi,peduli rakyat kecil ,memperjuangkan kemerdekaan,beliau bukanlah seorah lulusan paska sarjana atau seorang Doktor namun dengan sikap kepribadian yang baik belaiu menjadi tokoh yang sangat dikagumi dan di cintai rakyat india dan dunia




 
 Dan yang satu ini pasti teman semua mengenal dengan baik , ya beliau adalah sang Proklamator kemerdekaan Republik Indonesia bapak Presiden Soekarno, seorang tokoh yang begitu dikagumi dan disegani rakyat bangsa Indonesia dan warga dunia, nah Tokoh yang satu ini mendapatkan kesuksesan melalui intelektualnya yang di dapatkan di bangku sekolah dan sikap patriotisme yang tertanam dalam jiwa raganya

Mengapa generasi sekarang adalah GENERASI RUSAK DAN SAKIT MENTAL
tidakdapat kita mengelak generasi saat ini lebih banyak manusia yang tidak berkualitas,  yang dimaksud tidak berkualitas di sisni tidak hanya yang berpendidikan rendah, berpenghasilan rendah namun orang2 sakit mental yang suka membuat kerusakan dan kerugian bagi orang lain............manusia yang seperti ini pada jaman sekarang bukan hanya preman bertato, tapi justru mafia berdasi,pengedar narkoba ,dan teroris yang selalu membuat kerugian pada mayarakat.
 kerusakan ini adalah akibat dari pendidikan yang salah cara ajar kolonial yang sengaja diterapkan oleh penjajah agar bangsa ini kerdil



CARA CERDAS MEMBENTUK GENERASI YANG CERDAS

Paradigma pada umumnya menganggap kecerdasan adalah tingkat intelegensi  seseorang, yang di ukur melalui nilai-nilai akademisnya, Sehinggga akan timbul kualifikasi tingkat kecerdasan sebagai  idiot,bodoh,pintar dan genius.Setiap orang pasti beranggapan mereka yang duduk dilevel geniuslah yang nantinya akan menjadi generasi yang cerdas dan sukses, betul sekali namun kejeniusan bukan hanya pada bidang akademis seperti matematik, bahasa inggris, kimia ,ekonomi,dsb. Justru faktor  yang dominan menjadikan seseorang berada di puncak kesuksessan baik dalam binis ,politik & hiburan adalah kegeniusan mereka dalam bidang lain seperti musiccal intelegensi(kepandaian bermusik),interpersonal intelligensi(kepandaian berhubungan dengan manusia lain),Body kinestetik intelligensi(kepandaian dalam olah tubuh/tari/olahraga),spatial intelligensi (kepandaian dalam berimajinasi/melukis)Kecerdasan ini bersifat emosional yang mendorong 80% kesuksessan,  sedangkan 20% lainya ditentukan dari tingkat kegeniusan dalam bidang akademik, bahasa awam dari hal diatas adalah 80% yang menentukan tingkat kesuksessan manusia adalah sikap/kepribadian,dan 20% lainya adalah intelektualitasnya secara akademis

Banyak orang dengan intelektualitas yang tingggi justru malah menjadi bawahan dari seseorang yang tinggkat intelektualitas akademisnya jauh dibawahnya, namun sebenarnya para bos ini mempunyai tingkat kelebihan dalam hal kepribadian dan sikap dari bawaahanya yang berpendidikan tinggi.
Ambil contoh : Bob sadino pengusaha nyentrik yang selalu memaki celana jean pendek ini mempunyai banyak karyawan yang lulusan sarjana sedangkan beliau sendiri hanya sekolah sampai kelas 5 SD,Namun beliau mampu memimpin para bawahan yang pendidikan akademisnya lebih tinggi dari beliau
Bukan kami menganjurkan untuk tidak simpatik pada dunia pendidikan tapi justru kami sangat peduli pada dunia pendidikan,Contoh lain : CT(Choirul tanjung) apakah beliau sukses dari kegeniusan akademisnya sebagai dokter gigi jawabanya adalah TIDAK !, beliau sukses dari dunia bisnis yang digelutinya sejak dari kuliah,pertanyaanya  adalah  apakah beliau bermodal besar? Jawabanya juga tidak, beliau suskes dalam bisnis karena beliau mempunyai modal yang sangat besar yaitu kegeniusan dalam hal berhubungan dengan manusia lain yang menjadikan bisnisnya besar di antero nusantara.
Hal ini membuktikan bahwa kegeniusan akademis tidak selalu menjadi hal pokok dalam meraih sukses namun kepribaadian/sikaplah yang mendukung 80% kesuksesan seseorang.fakta ini mendorong kami untuk segera mengadakan transformasi dalam sistem pengajaran Anak-anak kita,agar kelak nanti anak-anak kita menjadi tokoh besar Dunia

Sebelum kita mempepelajari bagaman cara cerdas membentuk generasi yang cerdas kita pelajari kesalahan2 berikut dalam pendidikan anak:

PANDANGAN SALAH DALAM PENDIDIKAN

1.Menganggap bodoh anak yang tidak pintar secara akademis
Setiap orang tua mengharapkan anak2 nya mendapat nila bagus dalam mata pelajaran matematik,bahasa inggris, IPA, mereka yang mendapat nilai 9 dalam mata pelajaran diatas akan dianggap sebagai anak yang cerdas dan anak yang mendapat nilai kurang dari 6 pada mata pelajaran  diatas maka akan dianggap sebagai anak yang bodoh, tak luput gurupun mempunyai anggapan yang sama . Tentunya tidak semua orang genius dalam semua bidang oleh sebab itu kita tidak boleh menganggap  seorang anak bodoh hanya dengan melihat nilai akademisnya tanpa mepertimbangkan aspek atau bakat lain yang dimiliki
Perlu kami tekankan sekali lagi bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh intelegensi dalam bidang akademis jadi salah jika kita memaksakan kepada anak harus cakap dalam bidang akademik dan menggangap anak bodoh karena nilai matematiknya 6,  kita harus memandang aspek lain apakah ada bakat olah raga, bakat melukis, bakat menari dan kecakapan dalam berhubungan dengan teman-temanya
Kami tidak antipati pada dunia pendidikan justru kami sangat tertarik pada dunia pendidikan khususnya pendidkan anak, kami ingin merubah pola asuh dan pola ajar terhadap anak secara komprehensif sehingga anak tidak hanya di tekan secara akdemisnya namun anak diarahkan sesuai dengan bakat yang dimilikiny

2.Membatasi kreatifitas
hal ke-2yang keliru dalam pola pendidikan anak adalah membatasi daya imajinasi dan kreatifitas anak-anak, Sebenarnya anak-anak adalah makluk yang sangat kreaatif namun terkadang mereka tidak tahu bagaimana cara menempatkan kreatifitas mereka dengan benar,
Contoh kasus: seorang anak yang mencoret coret dinding Rumah atau sekolah dengan pensil warna seringkali mendapatkan teguran dan hukuman atas tindakanya tersebut,seringkali kita sebagai orang tua atau guru hanya memandang dari sudut pandang kita yaitu tindakan tersebut membuat kekotoran tanpa  mengkaji lebih dalam daya imajinasi dan kreatifitas anak dalam bidang seni, tugas kita yang sebenarnya adalah mendukung dan mengarahkan dengan menyediakan sarana yag benar untuk mengembangkan bakat melukis seorang anak bukan memarahinya atas kekotoran yang telah dibuatnya,..................coba anda bayangkan dengan memarahinya dan tanpa mengarahkan bagaimana cara yang benar dan media apa yang seharusnya  digunakan anda kehilangan seorang pelukis berbakat di negeri ini karena anda mencekal daya kreatifitas anak tanpa memberi arahan yang benar.
3.Mengganggap mustahil sebuah impian yang besar
Ketika seorang anak ditanya ingin jadi apa kelak? Pasti akan keluar dari mulut manis mereka impiian2 besar seperti pilot, presiden, dokter,artis , pengusaha,dosen dsb, mereka tidak tahu bagaimana untuk meraih impian tersebut dan tugas kita adalah mengarahkan anak dalam mencapai imipian tersebut dengan cara memberikan pendidikan yang tepat baik secara akademik maupun moralitas.
Dalam suatu kasus  kita sering memberikan statemen yang salah yang akhirnya mengubur dalam impian mereka contoh : ketika seorang anak kecil dengan orang tua seorang buruh serabutan ditanya gurunya cita2mu apa nak? Dia menjawab pengen jadi pengusaha! pasti gurunya akan tersenyum dan bilang bagus sekali cita2mu,namun sebaliknya ketika anak tersebut sudah duduk di bangku SMA  jawaban yang sama yang diberikan si anak tadi akan menjadi bahan tertawaan para teman,guru,bahkan orang tuanya sendiri..............karena mustahil anak dari seorang buruh jadi pegusaha besar
Kita kadang kurang menyadari bahwa semua hal yang besar berawal dari sebuah impian yanng kadang pada awalnya terlihat seperti khayalan,ilusi,bahkan seringkali pelakunya dianggap gila karena mengimpikan hal besar yang tidak masuk akal....,banyak contoh pemimpi2 besar yang mampu mewujudkan impianya,seperti Thomas alfa edison yang bermimpi membuat dunia menjadi terang,wreigt bersaudara yang bermimpi bahwa manusia bisa terbang dengan mengggunakan  sebuah pesawat,choirul tanjung yang hanya seorang pemuda dari keluarga miskin yang hidup di gang kumuh yang bermimpi jadi pengusaha sukses, impian impian mereka yang semula adalah  hal yang bagi orang kebanyakan tidak mungkin tapi dengan keyakinan dan kegigihan mereka mampu membuktikan kepada dunia bahwa mimpi mereka adalah nyata.

3.Menggap ijasah yang akan menjadikan kita sukses
97% orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah terbaik berharap agar kelak anaknya lulus mendapat gelar dan ijasah dan dapat memperoleh pekerjaan yang baik yang sesuai dengan gelar dan ijasah yang didapat, paradigma ini justru membuat kerdil pemikiran dan menjadikan anak menjadi kurang kreatif dalam menghadapi setiap permasalahan yang berhubungan dengan masadepan,anak akan menggantungkan nasibnya pada orang lain,anak akan menunggu-nunggu kesempatan apabila adl lowongan sesuai dengan gelar dan ijasah yang disandangnya,anak tidak mampu berfikir kreatif untuk menciptakan hal baru yang akan menciptakan lapangan usaha bagi diri sendiri dan orang banyak,
Sudah saatnya kita merubah pola pikir bahwa pendidikan adalah cara untuk mendapatkan kecerdasan, dan kecerdasan adalah modal untuk meraih kesuksessan  yang pasti bukan hanya kecerdasan akademis namun juga kecerdasan sikap yang diperoleh saat menapaki bangku pendidikan melalui kehidupan beroorganisasi dan bersosial dengan teman sebaya
Untuk menutup bab I, maka kita sekilas akan mencoba mengamati kondisi linkungan sekitar coba  anda amati diantara teman-teman anda yang dulu sekolah atau kuliah bareng, siapa yang secara ekonomi, bisnis,politik yang bagus karirnya apakah dari teman-teman yang pintar akademisnya atau dari teman2 yang kreatif dan pandai bergaul,setelah mendapatkan hasil maka anda boleh setuju atau tidak setuju dengan ulasan saya diatas kalo anda setuju maka mari kita lanjutkan bab berikutnya, kalau tidak setuju cukupkan saja anda membaca artikel ini sampai disisni.


TAPI JIKA ANDA SETUJU MAKA MARI KITA DISKUSIKAN CARA TERBAIK DALAM MEMBENTUK GENERASI YANG BAIK PADA BLOG TAYANGAN SELANJUTNYA
dan hasil disikusiini akan kami bentuk sebuah buku yang akan mengulas tentang cara cerdas mendidik anak
andre supra,MWL/dinkes kab batang 2012





Tidak ada komentar:

Posting Komentar